Puisi pertama Penggagum Biasa
Penggagum Biasa Seperti biasa, mataku tak bisa berpaling dari mu Kau dekati aku seakan aku tak bisa jauh dari mu Aku tersihir, Melihat tawa mu Beban di pundakku semakin ringan Tak rela aku bila ada wanita lain yang mendekatimu Seandainya, aku bisa menjadi milikmu Berjalan dibawah rintikan hujan Saling mengenggam dengan erat Tanpa berfikir untuk saling melepaskan Namun, aku tau siapa aku Aku hanya seorang penikmat, bukan pencipta Aku hanya seorang pengagum biasa Yang tak diizinkan memilikimu Aku tak bisa menentukan seperti apa Cerita yang berakhir akan kebahagiaan Hanya Dia sutradara yang Maha Mengetahui Akan berakhir seperti apa cerita ini. Jakarta, 17 Januari 2018. Selamat malam, salam puisi. Puisi ini saya buat untuk seseorang yang hanya bisa saya lihat tanpa bisa saya miliki. Tapi saya selalu bahagia ketika melihat dia tertawa, walaupun bukan karena saya. Apalah saya ini hanya bisa menjadi penggagum biasa...